Minggu, 09 Desember 2012

Makalah Belajar dan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN


Tidak semua orang memiliki gaya belajar yang sama, karena gaya belajar terbentuk dari lingkungan dan kebiasaan sehari-hari. Ada beberapa gaya belajar yang bisa dikembangkan dalam kelas untuk memotivasi siswa dalam belajar. Sebagian orang memiliki gaya belajar Auditory Learners, yaitu gaya belajar orang yang lebih mudah dengan cara mendengarkan.
Auditory learner bisa melalui kaset-kaset, radio atau lewat lagu-lagu. Visual Learners adalah orang yang mudah belajar melalui visualisasi, seperti lewat movie, majalah, surat kabar ataupun internet. Sedangkan Kinesthetic Learner adalah orang yang lebih suka belajar dengan melakukan sesuatu yang bergerak (moving) seperti komputer, belajar dalam sebuah grup (club), sehingga pembelajaran seperti ini tidak membosankan.
Ketiga gaya pembelajaran tersebut efektif untuk pengajaran bahasa inggris untuk tingkat SMP dan SMA. Pembelajaran harus dirancang sekian rupa untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Bahasa Inggris bagi sebagian orang dapat sangat membosankan, karena merupakan mata pelajaran hapalan kosakata, rumus tenses yang rumit dan bukan sebagai bahasa ibu. Tapi kelas akan lebih menyenangkan apabila guru dapat membuat kelas yang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan strategi pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menerapkan dan memadukan model pembelajaran kontekstual dan kooperatif, yaitu konsep yang menekankan pada hubungan atau keterkaitan materi pembelajaran yang disampaikan dengan kehidupan nyata yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan membentuk kelompok belajar untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru.

  BAB II 
ISI

A. Motivasi Dalam Belajar

Motivasi belajar tidak hanya penting bagi siswa tetapi juga bagi guru. Motivasi dalam belajar bertujuan untuk menyadarkan peserta didik akan pentingnya semangat pada awal belajar, proses dan hasil akhir. Sedangkan bagi guru adalah untuk membangkitkan semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. Seorang guru yang menyadari perannya sebagai pembentuk generasi bangsa akan selalu berusaha membuat suasana belajar yang aktif, inovatif dan menyenangkan. Memberikan pujian, reward, dan contoh akhlak yang baik adalah salah satu bentuk motivasi dalam meningkatkan mutu belajar peserta didik.

B. Pembelajaran Kooperatif

Suasana belajar yang kooperatif dapat menciptakan suasana belajar yang aktif, misalnya dengan membentuk kelompok diskusi yang terdiri dari lima orang siswa. Tujuannya adalah membuat siswa aktif berbicara, mengeluarkan ide, diskusi, dan memaksimalkan waktu belajar dengan langsung praktek berbahasa Inggris dalam kelompok diskusi tersebut. Suasana seperti ini menciptakan atmosfir kelas yang nyaman tanpa ada rasa bosan akan pelajaran bahasa Inggris mengenai tenses dan grammar yang rumit. Keuntungan lainnya dari kelompok diskusi ini adalah, siswa tidak merasa terlalu didikte, menghapal, dan meringkas, karena mereka mengeluarkan ide sendiri, mempraktekkan secara langsung dan guru dapat menilai langsung siswa yang kreatif dan pandai bersosialisasi.

C. Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata yang bisa dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari menurut Akhmad Sudrajat yang dimuat diblog pribadinya. Dalam hal ini penulis menerjemahkan dalam konteks pengajaran bahasa Inggris sebagai materi pembelajaran dengan langsung mempraktekkan dalam bahasa keseharian selama pelajaran berlangsung dengan membentuk kelompok diskusi, kelompok belajar yang memaksimalkan percakapan sehari-hari sebagai gabungan dari pembelajaran kooperatif.

D. Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Kontekstual

Pembelajran kooperatif dapat mendorong peserta didik untuk mampu membangun pengetahuannya secara bersama dalam sebuah kelompok. Mereka terodorong untuk saling memotivasi dalam diskusi, memecahkan masalah secara bersama-sama dan berkompetisi dengan kelompok yang lain. Dengan demikian, pembelajaran bukan hanya sebagai transfer dari guru tapi merupakan perkembangan pemikiran mereka sendiri.
Sebagaimana dijelaskan seperti diatas bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dalam bentuk kelompok diskusi dengan cara:

1. Guru membentuk kelompok diskusi yang terdiri dari 5 orang siswa atau lebih.
2. dalam suatu kelompok diskusi terdiri dari siswa yang berbeda dalam hal kemampuan, suku, status social sehingga siswa dapat berintekrasi tanpa membedakan status apapun yang bertujuan untuk mengeratkan emosi antar kelompok.
3. Memberikan kuis atau materi yang akan dibahas oleh masing-masing kelompok kemudian dipresentasikan didepan kelas.
4. Materi yang diberikan bersifat kemasakinian sehingga siswa lebih tertarik.
5. Untuk memotivasi kelompok guru dapat memberikan reward bagi kelompok terbaik untuk memacu semangat mereka dalam kompetisi.

Cirri-ciri dalam pembelajaran kooperatif dan kontekstual adalah:

1. Adanya sebuah kelompok diskusi
2. Antara satu siswa dengan yang lainnya terdapat keterkaitan dalam belajar
3. Belajar mendengarkan pendapat orang lain
4. Berbagi tanggung jawab
5. adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan ilmu yang dipelajari
6. Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekkan apa apa yang sudah dipelajari
7. Siswa yang lebih aktif

Dari strategi pembelajaran kooperatif dan kontekstual terdapat berbagai keuntungan antara lain:

1. Dengan pembelajaran secara kontekstual, siswa dapat langsung mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. pembelajaran kontekstual dapat memaksimalkan waktu belajar
3. Lebih produktif dalam berbicara atau mengemukakan pendapat
4. Kemampuan dalam menguasai/menerapkan/memecahkan masalah
5. Menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan

BAB III
PENUTUP

Pembelajaran kooperatif dan kontekstual dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tanpa ada rasa bosan dalam memahami grammar maupun tenses dalam bahasa Inggris yang bagi sebagian orang rumit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar