BAB I PENDAHULUAN
Tidak semua orang memiliki gaya belajar yang sama, karena gaya belajar
terbentuk dari lingkungan dan kebiasaan sehari-hari. Ada beberapa gaya
belajar yang bisa dikembangkan dalam kelas untuk memotivasi siswa dalam
belajar. Sebagian orang memiliki gaya belajar Auditory Learners, yaitu
gaya belajar orang yang lebih mudah dengan cara mendengarkan.
Auditory learner bisa melalui kaset-kaset, radio
atau lewat lagu-lagu. Visual Learners adalah orang yang mudah belajar
melalui visualisasi, seperti lewat movie, majalah, surat kabar ataupun
internet. Sedangkan Kinesthetic Learner adalah orang yang lebih suka
belajar dengan melakukan sesuatu yang bergerak (moving) seperti
komputer, belajar dalam sebuah grup (club), sehingga pembelajaran
seperti ini tidak membosankan.
Ketiga gaya pembelajaran tersebut efektif untuk pengajaran bahasa
inggris untuk tingkat SMP dan SMA. Pembelajaran harus dirancang sekian
rupa untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Bahasa
Inggris bagi sebagian orang dapat sangat membosankan, karena merupakan
mata pelajaran hapalan kosakata, rumus tenses yang rumit dan bukan
sebagai bahasa ibu. Tapi kelas akan lebih menyenangkan apabila guru
dapat membuat kelas yang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan
strategi pembelajaran. Salah satunya adalah dengan menerapkan dan
memadukan model pembelajaran kontekstual dan kooperatif, yaitu konsep
yang menekankan pada hubungan atau keterkaitan materi pembelajaran yang
disampaikan dengan kehidupan nyata yang bisa diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dengan membentuk kelompok belajar untuk bekerja sama dalam
menguasai materi yang diberikan guru.
BAB II
ISI
A. Motivasi Dalam Belajar
Motivasi belajar tidak hanya penting bagi siswa tetapi juga bagi guru.
Motivasi dalam belajar bertujuan untuk menyadarkan peserta didik akan
pentingnya semangat pada awal belajar, proses dan hasil akhir. Sedangkan
bagi guru adalah untuk membangkitkan semangat siswa untuk belajar
sampai berhasil. Seorang guru yang menyadari perannya sebagai pembentuk
generasi bangsa akan selalu berusaha membuat suasana belajar yang aktif,
inovatif dan menyenangkan. Memberikan pujian, reward, dan contoh akhlak
yang baik adalah salah satu bentuk motivasi dalam meningkatkan mutu
belajar peserta didik.
B. Pembelajaran Kooperatif
Suasana belajar yang kooperatif dapat menciptakan suasana belajar yang
aktif, misalnya dengan membentuk kelompok diskusi yang terdiri dari lima
orang siswa. Tujuannya adalah membuat siswa aktif berbicara,
mengeluarkan ide, diskusi, dan memaksimalkan waktu belajar dengan
langsung praktek berbahasa Inggris dalam kelompok diskusi tersebut.
Suasana seperti ini menciptakan atmosfir kelas yang nyaman tanpa ada
rasa bosan akan pelajaran bahasa Inggris mengenai tenses dan grammar
yang rumit. Keuntungan lainnya dari kelompok diskusi ini adalah, siswa
tidak merasa terlalu didikte, menghapal, dan meringkas, karena mereka
mengeluarkan ide sendiri, mempraktekkan secara langsung dan guru dapat
menilai langsung siswa yang kreatif dan pandai bersosialisasi.
C. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada keterkaitan antara
materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata yang bisa dipraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari menurut Akhmad Sudrajat yang dimuat diblog
pribadinya. Dalam hal ini penulis menerjemahkan dalam konteks pengajaran
bahasa Inggris sebagai materi pembelajaran dengan langsung
mempraktekkan dalam bahasa keseharian selama pelajaran berlangsung
dengan membentuk kelompok diskusi, kelompok belajar yang memaksimalkan
percakapan sehari-hari sebagai gabungan dari pembelajaran kooperatif.
D. Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Kontekstual
Pembelajran kooperatif dapat mendorong peserta didik untuk mampu
membangun pengetahuannya secara bersama dalam sebuah kelompok. Mereka
terodorong untuk saling memotivasi dalam diskusi, memecahkan masalah
secara bersama-sama dan berkompetisi dengan kelompok yang lain. Dengan
demikian, pembelajaran bukan hanya sebagai transfer dari guru tapi
merupakan perkembangan pemikiran mereka sendiri.
Sebagaimana dijelaskan seperti diatas bahwa pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran dalam bentuk kelompok diskusi dengan cara:
1. Guru membentuk kelompok diskusi yang terdiri dari 5 orang siswa atau lebih.
2. dalam suatu kelompok diskusi terdiri dari siswa yang berbeda dalam
hal kemampuan, suku, status social sehingga siswa dapat berintekrasi
tanpa membedakan status apapun yang bertujuan untuk mengeratkan emosi
antar kelompok.
3. Memberikan kuis atau materi yang akan dibahas oleh masing-masing kelompok kemudian dipresentasikan didepan kelas.
4. Materi yang diberikan bersifat kemasakinian sehingga siswa lebih tertarik.
5. Untuk memotivasi kelompok guru dapat memberikan reward bagi kelompok terbaik untuk memacu semangat mereka dalam kompetisi.
Cirri-ciri dalam pembelajaran kooperatif dan kontekstual adalah:
1. Adanya sebuah kelompok diskusi
2. Antara satu siswa dengan yang lainnya terdapat keterkaitan dalam belajar
3. Belajar mendengarkan pendapat orang lain
4. Berbagi tanggung jawab
5. adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan ilmu yang dipelajari
6. Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekkan apa apa yang sudah dipelajari
7. Siswa yang lebih aktif
Dari strategi pembelajaran kooperatif dan kontekstual terdapat berbagai keuntungan antara lain:
1. Dengan pembelajaran secara kontekstual, siswa dapat langsung mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. pembelajaran kontekstual dapat memaksimalkan waktu belajar
3. Lebih produktif dalam berbicara atau mengemukakan pendapat
4. Kemampuan dalam menguasai/menerapkan/memecahkan masalah
5. Menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan
BAB III
PENUTUP
Pembelajaran kooperatif dan kontekstual dapat menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan tanpa ada rasa bosan dalam memahami grammar
maupun tenses dalam bahasa Inggris yang bagi sebagian orang rumit.